Dilansirdari Encyclopedia Britannica, model rancangan ptk terletak pada alur pelaksanaan tindakan yang dilakukan hal ini sekaligus menjadi penanda atau ciri khusus yang membedakan ptk dengan jenis penelitian lain adapun alur penelitian tindakan yang dimaksud adalah perencanaan -> pelaksanaan tindakan -> observasi -> refleksi. 86 Apa yang dimaksud tari berpasangan? Jawaban: Tari berpasangan adalah tari yang dibawakan secara berpasangan, dapat secara jenis atau berlawanan jenis dengan penari yang berjumlah genap dan melakukan gerakan berpasangan misalnya tarian Cha-cha. 87. Dalam pergelaran tari tema dapat dimunculkan dalam kisah yang akan. Jawaban: dipertunjukan 88. DalamPeraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Estetika adalah cabang filsafat yang di dalamnya menelaah serta membahas tentang seni dan juga keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya. Hal tersebut sudah dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Tak sedikit pula yang menyebut jika estetika ialah keindahan. Sebenarnya estetika adalah ilmu yang membahas tentang Bagaimanamengembangkan alur dan tujuan pembelajaran di satuan PAUD? 19 Apakah yang dimaksud dengan unit inkuiri pada kelas X? 23 38. Komponen pembelajaran apa yang berubah di SMK? 24 dari KBK di tahun 2004, KTSP di tahun 2006, dan yang terakhir adalah Kurikulum 2013 (K-13) di tahun 2013. Kurikulum Merdeka 2 Alur Mundur; Alur mundur, adalah suatu alur yang ceritanya dimulai dengan penyelesaian. Alur ini sering ditemui pada sebuah cerita yang memakai setting waktunya pada masa lampau. Sih penulis yang memakai alur ini haruslah pintar-pintar dalam menyusun ceritanya agar tidak membuat pembacanya menjadi kebingungan. Padagambar di atas kita bisa melihat tampilan yang begitu sederhana dari aplikasi Scratch. Di sebelah kiri adalah 'Tools' apa saja yang bisa kita gunakan, di bagian tengah adalah tempat utama kita untuk menyusun logika yang akan menggerakkan proyek kita, di sebelah kanan adalah preview sekaligus sprite editor yang dapat kita gunakan untuk menambah sprite atau backdrop. dimaksuddalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan 9. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 10. Direktur Jenderal adalah pejabat setingkat eselon I yang f. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik; g. pembuatan dan penggunaan bahan F4m6. Jakarta - Salah satu unsur intrinsik dalam sebuah cerita adalah alur. Unsur ini disusun melalui setiap tahapan, mulai dari pengenalan hingga akhir umum, terdapat dua unsur pembentukan cerita dalam sebuah karya sastra, yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik. Dikutip dari buku Bahasa Indonesia oleh Sri Sutarni dan Sukardi, unsur intrinsik merupakan unsur pembangun langsung yang terdapat dalam karya. Sedangkan unsur ekstrinsik berada di luar adalah pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat dan disusun secara kronologis. Peranan alur sangat penting karena alur adalah struktur rangkaian peristiwa yang menggerakkan jalan terdiri dari beberapa bagian, yaitu tahapan awal atau pengenalan, pemunculan konflik, konflik memuncak, klimaks, pemecahan masalah dan akhir AlurBerikut penjelasan tahapan alur yang dilansir dari Modul Bahasa Indonesia Kelas XI karya Sutji Harijanti, yaitu1. Pengenalan CeritaTahapan ini merupakan pengenalan tokoh-tokoh cerita serta perwatakan, latar, dan lain Pemunculan KonflikPada tahap selanjutnya pembaca diajak masuk pada pengenalan konflik. Dalam tahap ini, terjadi konflik yang merupakan bumbu agar cerita lebih menarik. Konflik-konflik ini melibatkan semua tokoh dan pada tahap ini pula pembaca akan mengenal alur dari cerita yang KomplikasiTahap selanjutnya adalah komplikasi atau tahap peningkatan konflik. Pada tahap ini semakin banyak insiden-insiden terjadi. Beberapa konflik pendukung akan terjadi untuk menguatkan konflik utama pada alur KlimaksKlimaks merupakan tahapan puncak dari konflik yang ada. Tahapan ini adalah tahap puncak dari ketegangan yang terjadi mulai dari awal ResolusiResolusi merupakan pemecahan masalah, tahap ini menunjukan jalan keluar dari setiap konflik yang ada. Teka-teki pada setiap konflik yang terjadi pada awal cerita akan terungkap dalam tahap ini. Seringkali, perwatakan yang asli dari setiap tokoh akan muncul pada tahapan AkhirPada tahap ini adalah bagian akhir cerita, dalam tahap ini semua konflik telah terpecahkan dan cerita telah AlurBerdasarkan urutan kronologisnya, alur dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Berikut penjelasannya1. Alur MajuPada alur maju atau disebut juga dengan alur progresif, penulis menyajikan jalan cerita secara berurutan mulai dari tahapan perkenalan ke tahapan penyelesaian secara tidak Alur MundurAlur mundur adalah proses jalannya cerita secara acak atau tidak urut. Alur mundur disebut juga sebagai alur regresif. Umumnya, pengarang menyampaikan ceritanya dimulai dari konflik menuju penyelesaian. Kemudian, menceritakan kembali latar belakang timbulnya konflik Alur CampuranAlur jenis ini adalah gabungan dari alur maju dan alur mundur. Penulis pada awalnya menyajikan cerita secara urut. Kemudian, penulis menceritakan kembali kisah masa lalu. Alur ini cukup sulit untuk dipahami pembaca, serta membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi untuk itulah pengertian alur, tahapan serta macam-macamnya. Semoga menambah pengetahuanmu ya, detikers! Simak Video "Google Sediakan 11 Ribu Beasiswa Pelatihan untuk Bangun Talenta Digital" [GambasVideo 20detik] kri/kri MAKALAH ALUR DAN PENGALURAN Mata Kuliah Telaah Prosa Dosen Pengampu Welly Fictoria Tika, Disusun Oleh Kelompok 1 satu Almujadillah Desi Erawati Harmayanti Putri Ayu Solihin PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP YPM BANGKO TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Alur dan Pengaluran “ ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan materi. Tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar. Atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini. Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai “Alur dan Pengaluran” khususnya bagi penulis. Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini memang masih jauh dari sempurna, untuk itu kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang dimaksudkan untuk penyempurnaan makalah ini. Bangko, Mei 2014 Penulis DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI 3 BAB I PENDAHULUAN 4 A. Latar Belakang 4 B. Batasan Masalah 4 C. Rumusan Masalah 4 D. Tujuan Penulisan 4 BAB II PEMBAHASAN 5 A. Hakikat Alur dan Pengaluran 5 B. Peristiwa, Konflik dan Klimaks 6 C. Kaidah Pengaluran 7 D. Penahapan Alur 8 E. Jenis-jenis Alur 9 F. Prinsip-prinsip dalam Menganalisis Alur 10 BAB II PENUTUP 11 A. Kesimpulan 11 B. Kritik dan Saran 11 DAFTAR PUSTAKA 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alur atau plot merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tidak sedikit orang menganggap lebih penting dari unsur fiksi yang lain. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain, bagaimana satu peristiwa berhubungan dengan peristiwa lain, bagaimana tokoh digambarkan dan berperan dalam peristiwa itu yang semuanya terikat dalam suatu kesatuan waktu. Alur merupakan tulang punggung suatu cerita, yang menuntun kita memahami keseluruhan cerita dengan segala sebab-akibat di dalamnya. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah hakikat alur dan pengaluran? 2. Apakah yang dimaksud dengan peristiwa, konfliks dan klimaks? 3. Bagaimanakah kaidah pengaluran? 4. Apa saja penahapan alur? 5. Bagaimanakah jenis-jenis alur? 6. Apa saja prinsip-prinsip dalam menganalisis alur? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini, yaitu 1. Menjelaskan hakikat alur dan pengaluran. 2. Memaparkan definisi dan perbedaan peristiwa, konfliks, dan klimaks. 3. Menjelaskan kaidah pengaluran. 4. Menerangkan tentang penahapan alur. 5. Memaparkan jenis-jenis alur. 6. Menerangkan prinsip-prinsip dalam menganalisis alur. BAB II PEMBAHASAN A. Hakikat Alur dan Pengaluran Alur atau plot merupakan unsur fiksi yang sangat penting. Stanton 1965 14, mengemukakan bahwa alur adalah cerita yang berisi urutan kajian, namun tiap kajian itu hanya dihubungkan secara sebab-akibat. Kenny 1966 14, mengemukakan alur sebagai peristiwa-peristiwa yang disampaikan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab-akibat. Forster 1970 93, mengemukakan bahwa alur adalah peristiwa-peristiwa yang mempunyai penekanan pada adanya hubungan kausalitas. Luxemburg Fananie, 2000 93, mengemukakan bahwa alur atau plot adalah konstruksi yang dibuat pembaca mengenai sebuah deretan peristiwa yang secara logis dan kronologis saling berkaitan dan diakibatkan atau dialami oleh para pelaku. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa alur adalah jalan cerita atau struktur kejadian dalam cerita. Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus berkaitan satu sama lain. Bagaimana suatu peristiwa mempunyai hubungan dengan peristiwa lain, bagaimana tokoh digambarkan dan berperan dalam peristiwa tersebut semuanya terikat dalam suatu kesatuan waktu. Dalam hal ini Crane Fananie, 2001 94 berpendapat bahwa, plot tidak hanya dilihat dari jalannya suatu peristiwa. Lebih jauh perlu juga dianalisis bagaimana urgensi peristiwa-peristiwa yang muncul tersebut mampu membangun satu tegangan atau konflik tokohnya. Dengan kata lain, analisis plot tidak hanya dilihat dari kedudukan satu topik diantara topik-topik yang lain, melainkan harus pula dikaitkan dengan elemen-elemen lain, seperti karakter pelaku, pemikiran pengarang yang tercermin dalam tokoh-tokohnya, diksi, maupun proses naratifnya. Menurut Semi 1990 43, alur atau plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai interaksi fungsional yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian seluruh fiksi. Rangkaian perisitiwa yang dikaitkan dengan perkembangan karakter, pemikiran para tokoh cerita, persoalan yang dihadapi, dan penyajian susunan peristiwa yang dihadapi, dan penyajian susunan peristiwa yang dicuatkan pengarang inilah yang akan menentukan sejauh mana kekuatan sebuah cerita. B. Peristiwa, Konflik dan Klimaks Peristiwa, konflik dan klimaks merupakan tiga unsur yang amat esensial dalam pengembangan sebuah alur cerita. Eksistensi alur atau plot sangat ditentukan oleh ketiga unsur tersebut. 1. Peristiwa Peristiwa dapat diartikan sebagai peralihan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain Lexumburg dll, 1992 150. Peristiwa dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu a Peristiwa fungsional, yaitu peristiwa yang mempengaruhi pengembangan alur atau plot. b Peristiwa kaitan, yaitu peristiwa-peristiwa yang berfungsi mengaitkan peristiwa-peristiwa yang penting dalam pengurutan penyajian cerita. c Peristiwa acuan, yaitu peristiwa yang tidak secara langsung berpengaruh atau berhubungan dengan perkembangan plot, melainkan mengacu kepada unsur-unsur lain, misalnya berhubungan dengan masalah perwatakan atau suasana yang melingkupi batin seorang tokoh. 2. Konflik Konflik conflict yang notabane adalah kejadian yang tergolong penting jadi, ia berupa peristiwa fungsional, utama atau karnel, merupakan unsur yang esensial dalam pengembangan plot. Konflik adalah suatu yang dramatik mengacu pada dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balas Wellek and Wairen, 1988 285. Konflik dibagi atas dua bagian, yaitu a Konflik eksternal atau konflik fisik, yaitu konflik yang terjadi antara seseorang tokoh dengan sesuatu di luar dirinya, mungkin dengan lingkungan alam ataupun dengan lingkungan manusia. Seperti konflik fisik dan konflik sosial. b Konflik internal atau konflik batin, yaitu konflik yang terjadi dalam hati atau jiwa seseorang tokoh sebuah cerita. Akhirnya perlu ditegaskan bahwa kedua konflik tersebut saling berkaitan, saling menyebabkan terjadinya satu dengan yang lain dan dapat terjadi secara bersamaan. Artinya konflik-konflik tersebut dapat terjadi dan dialami oleh seseorang pada cerita dalam waktu yang bersamaan, walau tingkat intensitasnya mungkin saja tidak sama. 3. Klimaks Konflik dan klimaks merupakan hal yang penting dalam struktur plot karena keduanya merupakan unsur plot pada karya fiksi. Klimaks, menurut Staton 1965 16 adalah saat konflik telah mencapai tingkat intensitas tertinggi dan saat hal itu merupakan sesuatu yang tak dapat dihindari kehadirannya, artinya berdasarkan tututan dan kelogisan cerita, peristiwa saat itu harus terjadi dan tidak boleh tidak. Klimaks sangat menentukan arah perkembangan plot, klimaks memang mungkin tidak bersifat spektakuler. C. Kaidah Pengaluran Pemplotan Kaidah-kaidah pengaluran yang dimaksud meliputi masalah plausibilitas plausibility, adanya unsur kejutan surprise, rasa ingin tahu suspense, dan kepaduan unity Kenny, 1966 19-22. 1. Plausibilitas masalah Plausibilitas mengarah pada pengertian sesuatu hal yang dapat dipercaya sesuai dengan cerita. Sebuah cerita dikatakan memiliki sifat plausibilitas jika tokoh-tokoh, cerita dan dunia dapat diimajinasi imaginable. 2. Suspense rasa ingin tahu Sebuah cerita cerita yang baik harus mampu membangkitkan suspense pembacanya. Salah satu caara untuk membangkitkan suspense sebuah cerita adalah menampilkan apa yang disebut foreshadowing atau penampilan peristiwa tertentu yang bersifat mendahului namun biasanya ditampilkan secara tak langsung terhadap peistiwa yang penting yang akan dikemukakan kemudian. 3. Surprise kejutan Sebuah cerita cerita yang baik selain harus mampu membangkitkan suspense pembaca juga mampu menciptakan surprise pada pembacanya. Alur sebuah karya fiksi dikatakan memberikan kejutan jika sesuatu yang dikisahkan atau kejadian-kejadian yang ditampilkan menyimpang atau bertentangan harapan kita sebagai pembaca Abams, 1981 138. 4. Unity kesatupaduan Kesatupaduan mengarah pada pengertian bahwa berbagai unsure yang ditampilkan, kususnya peristiwa-peristiwa fungsional, kaitan dan acuan, yang mengandung konflik atau seluruh pengalaman hidup yang hendak dikomunikasikan, memiliki keterkaitan sesuatu dengan yang lain, masalah kesatupaduan ini bukan merupakan suatu hal yang sulit untuk dipenuhi dalam karya-karya yang berbentuk cerpen atau cerita pendek, karya fiksi sebuah karya yang direncanakan, disiasat, dikreasi, dan diorganisasikan sedemikian rupa dengan sengaja sehingga keseluruhan aspek yang dilahirkan dapat saling berhubungan secara koherensif. D. Penahapan Alur Secara teoretis alur dapat diurutkan dan dikembangkan ke dalam tahap-tahap tertentu secara kronologis. Namun, dalam praktiknya dalam langkah “operasional” yang dilakukan pengarang tidak selamanya tunduk pada teoretis-kronologis tahap-tahap pengembangan atau lengkapnya struktur alur, dikemukakan sebagai berikut 1. Tahap alur awal-tengah-akhir Untuk memperoleh keutuhan sebuah alur cerita, Aristoteles mengumumkan bahwa alur harus terdiri dari tahap awal beginning, tahap tengah middle, dan tahap akhir end Abrams, 1981 138. a Tahap awal sebuah cerita biasanya disebut tahap perkenalan. Fungsi pokok dari tahap awal sebuah cerita adalah untuk memberikan informasi dan penjelasan seperlunya khususnya yang berkaitan dengan peralatan dan penokohan. b Tahap tengah cerita dapat disebut dengan tahap pertikaian. Konflik yang dikisahkan seperti yang telah dikemukakan diatas, dapat berupa konflik internal, dan konflik eksternal. Pada tahap tengah ini klimaks ditampilkan, yaitu ketika konflik utama telah mencapai titik intensitas tertinggi. c Tahap akhir sebuah cerita atau bisa disebut akibat klimaks. Dalam teori klasik yang berasal dari aristoteles penyelesaian cerita dibedakan kedalam dua macam kemungkinan, yaitu kebahagiaan happy end, dan kesedihan sad end. 2. Tahapan alur Dalam Mochtar Lubis 197810 mungkin mendasar dari pada pendapat RichardSummer, yaitu membedakan tahap alur menjadi lima bagian. Kelima tahap itu adalah sebagai berikut a Tahap situation atau tahap penyituasian, tahap yang terutama berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. b Tahap genering circumstances atau tahap peningkatan konflik, masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa menyulut mulai dimunculkan. Jadi tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik, dan konflik itu sendiri akan berkembang. c Tahap rising action atau tahap peningkatan konflik, konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. d Tahap climax, konflik dan pertentangan-pertentangan yang terjadi, yang dilakukan atau ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak. e Tahap denouement atau tahap penyelesaian, konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan. E. Jenis-jenis Alur Alur atau Plot adalah rangkaian peristiwa dari awal sampai klimaks serta penyelesaian yang dijalin berdasarkan hubungan urutan waktu atau hubungan sebab akibat sehingga membentuk keutuhan cerita. Macam – macam alur cerita berdasarkan susunannya ialah a Alur Maju progresif Alur maju progresif adalah sebuah alur yang memiliki klimaks di akhir cerita dan merupakan jalinan/rangkaian peristiwa dari masa kini ke masa lalu yang berjalan teratur dan berurutan sesuai dengan urutan waktu kejadian dari awal sampai akhir cerita. Secara runtut, cerita dimulai dari tahap awal penyituasian, pengenalan, pemunculan konfliks, tengah konflik meningkat, klimaks, dan akhir penyelesaian. b Alur Mundur regresif Disebut sebagai plot mundur adalah sebuah alur yang menceritakan tentang masa lampau yang memiliki klimaks di awal cerita dan merupakan jalinan/rangkaian peristiwa dari masa lalu ke masa kini yang disusun tidak sesuai dengan urutan waktu/kejadian dari awal sampai akhir cerita. c Alur Sorot balik Flashback Alur Sorot balik Flashback adalah alur yang terjadi karena pengarang mendahulukan akhir cerita dan setelah itu kembali ke awal cerita. Pengarang bisa memulai cerita dari klimaks kemudian kembali ke awal cerita menuju akhir. d Alur Campuran maju-mundur Alur Campuran adalah alur yang diawali klimaks, kemudian melihat lagi masa lampau dan dilanjutkan sampai pada penyelesaian yang menceritakan banyak tokoh utama sehingga cerita yang satu belum selesai kembali ke awal untuk menceritakan tokoh yang lain. F. Prinsip-prinsip dalam Menganalisis Alur Ada tujuh prinsip dalam menganalisis alur karya sastra. Menurut Muhardi dan Hasanuddin WS 1992 49 ketujuh prinsip penganalisisan alur tersebut adalah 1 Bagian unsur dalam alur adalah satuan peristiwa. Setiap satuan peristiwa menginformasikan tentang pelaku tindakan tempat dan waktu. 2 Pelaku dalam satuan peristiwa dapat lebih dari satu orang, sehingga pelaku memungkinkan terdiri atas beberapa tokoh. 3 Peristiwa dalam fiksi tidak hanya terdiri atas satuan yang setara atau setingkat. 4 Satuan peristiwa yang lebih rendah di samping sebagaimana batasan peristiwa di atas, dapat pula hanya memberitahukantentang pelaku dan keadaan saja. 5 Setiap satuan peristiwa tidaklah terdiri sendiri, ia saling berhubungan dengan satuan peristiwa lain. 6 Dalam proses penganalisisan penyusunan peristiwa menjadi hubungan kronologis atau kualitas yang diperlukan untuk pemahaman masalah fiksi. 7 Satuan peristiwa ada kemungkinan mempunyai persamaan dengan satuan peristiwa lain. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan. Salah satu elemen terpenting dalam membentuk sebuah karya sastra adalah plot cerita. Dalam analisis cerita, plot sering disebut dengan istilah alur. Dalam pengertiannya yang paling umum, plot atau alur sering diartikan sebagai keseluruhan rangkaian peristiwa yang terdapat dalam cerita Sundari, dalam Fananie, 200093.Seorang pengarang dalam menggerakkan cerita tentu dengan jalan mengalirkan kisah itu melalui peristiwa demi peristiwa, sehingga jalan cerita dapat dimengerti oleh pembacanya. Jalan cerita tersebut layaknya disebut alur. Esten 198427 mengatakan “Alur adalah urutan sambung-sinambung peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita rekaan.”Aminuddin 198783 mengatakan “Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pengarang dalam suatu cerita.“ Peristiwa-peristiwa dalam alur selalu disusun secara logis, seperti yang dikemukakan Sujiman 198830 peristiwa dalam cerita disusun di antaranya alur linier atau tersusun, menyajikan rentetan peristiwanya secara temporal. B. Kritik dan Saran. Kami menyadari, dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun berharap agar ada kritik dan saran dari semua pihak terutama dosen. Kami hanyalah manusia biasa. Jika ada kesalahan, itu datangnya dari kami sendiri. Dan jika ada kebenaran, itu datangnya dari Allah swt. DAFTAR PUSTAKA Atmazaki. 2007. Ilmu Sastra Teori dan Terapan. Padang UNP Press. Luxemburg, Jan van, dkk. 1989. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta Gramedia. Semi, Atar. 1984. Anatomi Sastra. Padang Sridharma. W. EgaMahasiswa/Alumni Universitas Negeri Surabaya27 Mei 2022 0225Jawaban terverifikasiJawabannya adalah pengenalan tokoh. Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin sedemikian rupa sehingga menggerakkan jalan cerita, dari awal, tengah, hingga mencapai klimaks dan akhir cerita. Banyak cara untuk menyusun alur cerita. Pengenalan tokoh adalah sebuah proses pada orang yang berkenalan secara langsung atau tidak langsung pada suatu cerita dalam sebuah cerpen. Jadi, jawabannya adalah pengenalan tokoh.